31 Mac 2011

Angka 7 dalam Peradaban Cina




Peradaban Cina termasuk pilar utama peradaban tua di dunia seiring dengan Mesir, Yunani, Romawi dan India. Bahkan peradaban Cina juga mengembangkan sistem numerologi yang khas dan menjadi bagian dari sistem kepercayaan lebih besar, yaitu fengshui. Pengetahuan ini berkembang luas dan terus digunakan hingga sekarang dalam kehidupan sehari-hari di negara-negara berbasis pengaruh peradaban Cina. Baik itu di daratan Cina, Jepang, Taiwan, Korea, Asia Tenggara maupun masyarakat Cina di seluruh dunia, termasuk keturunannya di Indonesia.

Dalam keyakinan masyarakat Cina, angka 7 termasuk dipandang baik, walaupun tidak seistimewa angka 8 dan angka 9. Sangat boleh jadi ini berkaitan dengan ajaran filsafat Konfusius yang berurat berakar dalam peradaban Cina dengan titik penekanan pada kebahagiaan di dunia. Konfusius antara lain menyatakan, janganlah memikirkan kematian apabila kehidupanmu di dunia belum bahagia. Ukuran kebahagiaan dalam peradaban Cina terutama diukur dari kemakmuran, kesehatan dan panjang umur di dunia.

Separalel dengan makna angka 8 dalam sistem numerologi Pythagoras yang merujuk pada kemakmuran materi duniawiyah, demikian halnya angka 8 begitu diistimewakan dalam numerologi Cina. Sedangkan angka 7 yang bermakna spiritual menurut numerologi Pythagoras maupun agama-agama besar di dunia, pada numerologi Cina diapresiasi setelah angka 8 dan angka 9.

Unsur angka 7 dalam tradisi peradaban Cina lebih berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan. Misalnya menyangkut kekuatan hidup atau disebut Chii, mengalir lewat jalan khusus dalam tubuh manusia. Kekuatan hidup disebutkan berada pada 700 tempat titik pada tubuh seseorang. Akupuntur atau tusuk jarum mengatasi berbagai penyakit dengan memperhatikan titik-titik kekuatan hidup tersebut. Tentu ini suatu hal yang kompleks, namun peradaban Cina telah mengenalnya sejak ribuan tahun silam.

Konsep ilmu kesehatan tradisional Cina juga mengajarkan, gigi susu mulai tumbuh ketika bayi berusia 7 bulan. Kemudian pada rata-rata usia 7 tahun, gigi susu tanggal. Masa puber pada umumnya datang dalam putaran 7 tahun ke-2 atau 2 x 7 = 14 tahun. Kemudian masa monopause alias berhentinya menstruasi pada kaum perempuan rata-rata datang dalam putaran 7 tahun ke-7 atau 7 x 7 = 49 tahun. Pengetahuan kesehatan semacam ini adalah benar adanya dan merupakan indikasi kesehatan yang baik atau normal.

30 Mac 2011

Angka 7 dalam Agama Kristen dan Yahudi




Agama Kristen dan Yahudi memiliki historisitas yang serupa. Karena itu ihwal keistimewaan Angka 7 pun sudah menyejarah dalam rentang waktu yang panjang dan mempengaruhi peradaban di kawasan tempat berkembangnya kedua agama itu.

Angka 7 sangat menonjol dalam kitab kedua agama ini. Baik itu yang tertuang dalam Perjanjian Lama (di sini termasuk Zabur dan Taurat) maupun Perjanjian Baru.

Pendeta Pelita H. Surbakti, S.T., M. Th. mengungkapkan, dalam salah satu kitab Perjanjian Lama, yaitu Wahyu, angka 7 (tujuh/epta) muncul secara sangat menonjol sebanyak 54 kali. Jumlah tersebut belum termasuk yang muncul secara implisit, misalnya: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!" (5:12), "Amin! puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!" (7:12). Selain itu dalam kitab ini juga muncul kata berbahagia (Maka,rioj/Makarioi) sebanyak 7 kali: 1:3; 14:13; 16:15; 19:9; 20:6; 22:7; 22:14.

Angka 7 memiliki pengertian tersendiri. Dalam Yehezkiel 25-32, angka ini juga muncul untuk menyebut ”7 bangsa”. Bagi orang-orang Yahudi, angka ini memiliki makna yang terkait dengan kesempurnaan, keutuhan, totalitas, dll. Dengan makna tersebut, maka angka 7 sering dikaitkan dengan kuasa spiritual Allah atau karya-Nya. Nampaklah betapa kuatnya aura angka 7 sebagai simbol alam rohanidan spiritualitas. Angka 7 begitu signifikan dalam kitab agama Kristen dan Yahudi.

Ketika tiga pasal dalam kitab itu muncul, ternyata ditujukan kepada 7 jemaat di Propinsi Asia: 1. Efesus; 2. Smirna; 3. Pergamus; 4.Tiatira; 5.Sardis; 6. Filadelpfia dan 7. Laodikia.

Pendeta Pelita Surbakti dalam tulisannya mempertanyakan, apakah kitab ini hanya ditujukan kepada jemaat-jemaat di kota-kota tersebut di atas? Apakah ada penafsiran lain mengingat kota-kota tersebut berjumlah 7 buah?

Dalam penjelasan tentang angak 7 di atas, tampaklah bahwa angka 7 merujuk kepada sebuah arti kesempurnaan atau keutuhan. Beranjak dari makna angka 7 tersebut, sebagian besar ahli menyimpulkan bahwa penerima kitab ini adalah keseluruhan gereja di segala tempat dan segala abad. Salah satu ayat yang sering dijadikan acuan untuk kesimpulan ini adalah 1:19 ”Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.”

Masih merujuk pendapat Pendeta Pelita Surbakti, kitab ini merupakan kombinasi antara tuntutan spiritual dan tuntutan etik. Secara spiritual mereka diminta untuk tetap setia dalam situasi yang sangat sulit sekalipun. Pada saat yang sama, secara etik, mereka juga diminta untuk waspada terhadap kekuatan dan keinginan jahat yang terus menerus mendesak mereka kepada kehidupan moral yang tidak disukai Allah. Tuntutan ini menjadi sangat beralasan sebab Allah yang mereka percayai adalah Allah yang kekal, Allah yang menjadi hakim pada hari penghakiman.

Pembacaan dengan teliti ayat-ayat: 1:7; 6:16-17 (7:16-17); 11:15-18; 14:14-20; 16:20-21; 19:11 dab. (20-21); 20:11 dab.) menegaskan adanya gagasan tentang hari penghakiman. Jika menghitung kelompok ayat-ayat di atas, maka jumlahnya ada 7 buah. Berdasarkan ke-7 kelompok ayat tersebut, para ahli umumnya sepakat untuk membagi kitab Wahyu menjadi 7 bagian.

Dengan keunikan angka 7, akhirnya banyak ahli berpendapat bahwa pembagian kitab ini menjadi 7 bagian menjadi satu hal yang sangat masuk akal. Pembagian tersebut mengisyaratkan suatu kesempurnaan dari yang Maha Sempurna.

Ke-7 pembagian tersebut mewakili sebuah peristiwa yang berbeda satu dengan yang lainnya. Begitulah formasi angka 7 digunakan dalam pembagian lengkapnya sbb:

1. Kristus di tengah-tengah kaki dian dari emas (1-3)
2. Gulungan kitab dengan tujuh meterai (4-7)
3. Tujuh sangkakala penghukuman (8-11)
4. Perempuan dan Anak laki-laki dianiaya oleh naga dan para pembantunya (binatang dan pelacur) (12-14)
5. Tujuh cawan murka (15-16)
6. Jatuhnya pelacur besar dan kedua binatang (17-19)
7. Penghukuman atas naga (iblis) yang diikuti oleh penciptaan langit baru dan bumi yang baru (20-22)


Keunikan dan keistimewaan angka 7 yang memang universal terdapat pada semua agama besar itu ada kalanya sering diperdebatkan siapa mempengaruhi siapa. Dalam perdebatan agama-agama, Islam mengakui Zabur, Taurat dan Injil mendahului Al-Qur’an. Namun Islam kemudian menyempurnakan konsepsi tentang angka, termasuk keistimewaan angka 7. Bahkan peradaban Islam pula yang menyempurnakan konsep penulisan bilangan angka 1-9 dan penetapan bilangan 0 (nol) hingga bentuknya sekarang ini digunakan di seluruh dunia.

Sedangkan dari sisi falsafah angka, sejarah memperlihatkan dengan terang benderang, hanya Pythagoras yang tegas terang-terangan sebagai satu-satunya filsuf pengibar filsafat angka dengan segala dimensi metasikanya. Untuk selanjutnya kaum Pytagorean dan pewaris filsafat angka Pythagoras merumuskannya menjadi suatu ilmu yang disebut numerologi hingga zaman modern sekarang, teruji melewati rentangan abad demi abad.

23 Mac 2011

JANGAN CAMPUR TEH DENGAN SUSU


Teh adalah minuman yang paling banyak diminum di dunia setelah air putih. Jumlah peminum teh makin meningkat di sejumlah negara, sepertiAmerika Serikat, setelah dilaporkan bahwa orang yang minum teh terhindar dari penyakit jantung dan kanker. Tapi efek antikanker ini hanya muncul di Asia Timur dan bukan di negara peminum teh spt Inggris. "Itu karena mereka selalu minum teh dengan susu," kata Verena Stangl dari Charité Hospital di Berlin.


Stangl dan tim peneliti lainnya menemukan bukti bahwa perempuan paruh baya yang minum ½ l teh hitam Darjeeling memiliki arteri yang lebih kendur dibanding orang yang tidak minum teh. Relaksasi arteri ini disebabkan oleh peningkatan aliran darah karena teh. Hal ini mencegah terjadinya masalah jantung dan bergantung pada eNOS, enzim yang mensintesis messenger kimia nitro oksida.

Stangl dan timnya menyebutkan bahwa protein yang disebut kasein yang terdapat pada susu dapat menurunkan sejumlah komponen yang terdapat pada teh yang disebut catechin, yang memiliki kemampuan melawan penyakit jantung.

Mereka sangat yakin dengan temuan tersebut, dimana dilaporkan dalam European Heart Journal, yaitu dijelaskan bagaimana negara seperti Inggris yang memiliki kebiasaan mencampurkan teh dengan susu , ternyata tidak menunjukkan penurunan angka risiko penyakit jantung dan stroke.

(Thanks for Dr. Singgih)

DAUN PEPAYA UNTUK DEMAM BERDARAH


Berdasarkan pengalaman dari seorang anak laki-laki yang telah sembuh dari penyakit demam berdarah. Sebelumnya ia mengalami masa kritis di ICU ketika trombositnya mencapai angka 15 dan menghabiskan 15 liter tranfusi darah.

Ayah dari anak tersebut mendapatkan rekomendasi dari temannya tentang Juice Daun Pepaya Mentah. Setelah minum juice tersebut, trombosit sang kawan yang juga pernah menderita DB semula 45 dengan 25 liter tranfusi darah naik dengan cepat menjadi 135..

Cara membuat Juice tersebut:

  • ambil 2 helai daun pepaya dibersihkan, ditumbuk dan diperas dengan saringan kain
  • Akan didapatkan 1 sendok makan per helai daun
  • Takarannya 2 sendok makan 1 kali sehari
  • Daun jangan dimasak, direbus atau dicuci dengan air panas karena khasiatnya akan hilang
  • Ingat: hanya daunnya saja, bukan batangnya atau getahnya..
  • Rasanya memang pahit sekali, tetapi tetap harus diminum

(Thanks for Priska N)