18 April 2009

DEMENTIA ALZHEIMER


LAMBAT TAPI PASTI
Alzheimer atau sakit-pikun merupakan sejenis sindroma penurunan fungsi saraf otak yang kompleks dan progresif, terutama mengalami keadaan penurunan daya ingat yang parah sehingga penderita akhirnya tidak lagi mampu mengurus dirinya sendiri. Alzheimer tergolong sebagai salah satu jenis dementia yang ditandai dengan melemahnya kemampuan bercakap, kemampuan berpikir sehat, daya ingat, kemampuan mempertimbangan, adanya perubahan kepribadian dan tingkah laku yang tidak terkendali. Keadaan ini amat membebani penderita dan juga anggota keluarga yang perlu menjaga dan merawatnya. Menurunnya fungsi ingatan juga memengaruhi fungsi intelektual dan sosial penderitanya.

Peningkatan jumlah penderita Alzheimer berkaitan dengan bertambahnya jumlah warga dunia yang berusia lanjut, dan semakin panjangnya usia atau masa hidup warga dunia. Resiko untuk mengidap Alzheimer meningkat seiring dengan pertambahan usia. Pada usia sekitar 65 tahun, seseorang berisiko lima persen untuk menderita penyakit ini dan risiko ini meningkat dua kali lipat setiap lima tahun. Pada tahun 2003 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memperkirakan lebih dari satu milyar orang yang berusia di atas 60 tahun atau 10 persen penduduk dunia menderita Alzheimer. Orang yang berisiko menderita Alzheimer: penderita hipertensi dengan usia di atas 40 tahun, Penderita diabetes mellitus, Kurang berolahraga, Kadar kolesterol yang tinggi, dan Faktor keturunan dalam keluarga.

Sindrom sakit-pikun ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Alois Alzheimer pada 1907, namun menjadi lebih dikenal secara meluas setelah mantan Presiden Amerika Serikat yang ke-40, Ronald Reagan mengemukakan keadaan dirinya dalam suratnya yang tertanggal 5 November 1994. Sumber penyakit ini belum diketahui dengan pasti. Sebagian ilmuwan memperkirakan bahwa kepikunan ini berkaitan dengan pengerutan otak, serta pembentukan dan perubahan sel-sel saraf yang normal menjadi semacam serat dan plak amiloid protein. Beberapa klien menunjukkan bahwa minum suplemen asam lemak omega-3 dapat memperlambat laju penurunan fungsi kognitif penderita alzheimer taraf ringan. Namun sebagian besar ahli menyatakan, Alzheimer tidak ada obatnya. Benarkah?

REVITALISASI SARAF
Dengan berakhirnya perang dingin, blok Komunis-Nasionalis mau tidak mau membuka diri terhadap arus informasi ilmiah. Ternyata sudah lebih dari 5 tahun yang lalu, sudah dikembangkan terapi rekayasa inti sel saraf dengan menggunakan senyawa sitokine yang berasal dari dalam inti sel saraf itu sendiri. Senyawa tersebut dinamakan Nerve Growth Factor (=NGF) dan Brain Derivate Nerve Factor (=BDNF). Kedua senyawa asam-amino tersebut, diambil, dieakstrak, dari sel saraf bayi sehat, yang sel-selnya dibiakkan secara kloning. Teknologi dikembangkan oleh para pakar biogenetic-enginering dari Swiss, namun produksinya di negara Cina dan Cuba.

Sudah banyak pengalaman klinis dan riset di negara blok Komunis bahwa penggunaan NGF dan BDNF sangat bermanfaat memulihkan fungsi saraf yang terganggu karena:
  • penuaan
  • cedera kepala
  • infeksi saraf otak
  • tumor otak / tulang belakang
  • paska-operasi otak / tulang belakang
  • penjepitan saraf tulang belakang
  • gangguan darah otak-stroke, dsb.
Bagi yang memerlukan informasi lebih lanjut, silahkan hubungi via sms ke no: 081 282 60777.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan