Tafsir Filsafat Sun Tzu tentang 9 Posisi

Oleh Drs. Suhening Sutardi (Sarjana Filsafat & Ahli Numerologi Pythagoras)

Ahli filsafat perang dari zaman Tiongkok klasik yang sangat terkenal, Sun Tzu menyebutkan, dalam seni perang ada 9 jenis posisi atau kedudukan, yaitu: Posisi terhambur, Posisi ringan., Posisi rebutan, Posisi terbuka, Posisi titik api, Posisi berat, Posisi sulit, Posisi terkepung, dan Posisi maut.

Posisi terhambur, diartikan berada di wilayah sendiri tanpa ancaman oleh karena itu jangan bertempur. Posisi ringan diartikan, masuk wilayah pertarungan namun belum menusuk ke dalam oleh karena itu jangan lengah. Posisi rebutan diartikan, berada di posisi kurang strategis oleh karena itu jangan mendahului serangan. Posisi terbuka diartikan, berhadap-hadapan dengan ancaman oleh karena itu rapatkan barisan satu komando. Posisi titik api diartikan, berada dalam ancaman empat penjuru oleh karena itu carilah yang bisa jadi sekutu. Posisi berat diartikan, berada di belakang musuh oleh karena itu seranglah. Posisi sulit diartikan banyak blokade, oleh karena itu segera cari yang aman. Posisi terkepung berarti, masuk ke wilayah musuh yang sulit untuk keluar, oleh karena itu gunakan siasat pamungkas. Posisi maut berarti, berada pada pilihan posisi hidup atau mati oleh karena itu harus berani mengambil risiko habis-habisan atau bertempur hingga tetes darah terakhir.

Filsafat Sun Tzu tidak melulu digunakan dalam medan pertempuran fisik. Namun lebih dalam lagi dapat digali inspirasinya untuk diterapkan dalam manajemen bisnis maupun dalam manajemen kehidupan pribadi sehari-hari. Contoh Aplikasinya adalah sbb:

1. kalau posisi kehidupan sedang tenang, jangan cari masalah karena tanpa dicari masalah akan selalu datang.
2. kalau diketahui ada masalah jangan dibiarkan berlarut.
3. kalau keadaan belum memungkinkan, bertahan saja dulu.
4. jika menghadapi ancaman penuh bahaya janganlah ragu mengambil keputusan apalagi bertengkar yang tidak perlu.
5. di kala banyak masalah jangan menambah masalah baru atau musuh tapi carilah teman.
6. manakala ada peluang walaupun sulit, segera ambil dan manfaatkan sebaik mungkin.
7. apabila menemukan jalan buntu, segera balik cari jalan keluar.
8. di saat dalam kepungan seribu satu masalah gunakan akal sehat.

Begitulah, filsafat Sun Tzu sangat mungkin untuk diaplikasikan dalam menata kehidupan sehari-hari agar selalu berada dalam kebahagiaan dan tidak terjerumus pada kehancuran. Kata kunci dari semua itu adalah kebijaksanaan berpikir dan bertindak. Berhati-hatilah dengan godaan emosi, egoisme, hawa nafsu dan sejenisnya.

(Referensi: Ir. Widjaja, “Falsafah Perang Sun Tzu”, Pustaka Jaya, 1989).