23 Disember 2012

RASA CEMAS MENGURANGI DEPRESI


Di kalangan orang-orang yang mengalami depresi,kegelisahan atau anxiety yang sering dikaitkan dengan rasa cemas ternyata dapat mengurangi depresi. Sejumlah pakar menggunakan functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI) untuk meneliti aktivitas otak mereka yang mengalami depresi, tetapi tidak gelisah, atau mereka yang menunjukkan berbagai tingkat depresi dan satu atau dua tipe kecemasan. Hasil studi ini dimuat dalam jurnal Cognitive, Affective & Behavioral Neuroscience.

Penelitian tersebut ditujukan pada depresi dan dua jenis kecemasan: anxious arousal—ketakutan yang kadang meningkat menjadi rasa panik dan anxious apprehension yang sering disebut sebagai rasa cemas menyeluruh. ”Meskipun kami berpikir bahwa depresi dan rasa cemas adalah hal yang terpisah, keduanya sering kali terjadi secara bersamaan,” ujar Profesor Gregory A Miller, psikiater dari University of Illinois, yang memimpin riset tersebut bersama psikolog profesor Wendy Heller.

Dari penelitian terhadap aktivitas otak dikaitkan dengan gejala penyakit ini ditemukan bahwa kewaspadaan berlebihan telah meningkatkan aktivitas otak yang terkait depresi, sementara kecemasan menguranginya. 


Hal ini menyebabkan penurunan pada efek negatif depresi dan rasa ketakutan. ”Kadang-kadang rasa cemas penting karena membantu Anda merencanakan dengan lebih baik dan jauh lebih fokus,” ujar Heller. Mereka yang dihinggapi rasa cemas akan lebih mengabaikan kata-kata negatif dan lebih fokus pada tugasnya.

(Thanks for AD Rumpak)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan